MEDAN – Idul Fitri adalah salah satu hari raya terbesar dalam Islam yang dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Perayaan ini menjadi momen untuk bersyukur, berbagi kebahagiaan, serta mempererat hubungan keluarga dan sesama.
Raichel Amanda, seorang gadis remaja, warga Jalan Besar Deli Tua, Deli Serdang, Sumatera Utara, menyampaikan bahwa momen Idul Fitri bersama keluarga selalu dinantikan. “Selain sebagai perayaan kemenangan spiritual, ini juga menjadi kesempatan untuk berkumpul dan mempererat kasih sayang di antara anggota keluarga,” ujarnya, Senin (31/03/2025).
Sebagai bagian dari tradisi, banyak keluarga mempersiapkan berbagai hal untuk merayakan Idul Fitri, mulai dari membersihkan rumah, menyiapkan hidangan istimewa, hingga membeli pakaian baru. Persiapan ini tidak hanya sekadar rutinitas, tetapi juga simbol dari kebersihan hati dan semangat baru dalam menyambut hari kemenangan. Selain itu, rumah-rumah juga dihiasi dengan ornamen khas lebaran seperti ketupat, lampu-lampu hias, serta aroma khas kue-kue lebaran yang menggoda, menciptakan suasana penuh sukacita.
Raichel yang akrab disapa Ichel menambahkan bahwa shalat Idul Fitri adalah ritual yang tak boleh dilewatkan. “Shalat berjamaah di pagi hari memiliki makna mendalam. Banyak keluarga pergi bersama ke masjid atau lapangan terbuka, membawa anak-anak dan orang tua. Setelah itu, khutbah Idul Fitri mengingatkan kita untuk menjaga ukhuwah dan berbuat kebaikan kepada sesama,” jelasnya.
Sementara itu, Fathia Ukhti Djunaidi, S.P., M.M., menambahkan bahwa bermaaf-maafan menjadi tradisi khas dalam perayaan Idul Fitri. “Sebelum berkunjung ke rumah sanak saudara atau teman, keluarga biasanya saling meminta maaf. Momen ini penuh haru, karena kita saling memaafkan segala kesalahan dan berharap dapat memulai lembaran baru yang lebih baik. Ucapan ‘Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin’ menjadi simbol kasih sayang dan kebersamaan,” katanya.
Perayaan Idul Fitri juga menjadi momen sempurna untuk berkumpul dengan keluarga besar. Tradisi makan bersama menjadi salah satu yang paling dinanti, dengan hidangan khas lebaran seperti opor ayam, ketupat, rendang, dan aneka kue manis. Selain itu, memberi dan menerima uang saku atau amplop lebaran juga menjadi kebiasaan yang telah lama berlangsung, membawa kebahagiaan tersendiri bagi anak-anak.
Selain bersama keluarga inti, Idul Fitri juga menjadi ajang mempererat silaturahmi dengan tetangga, teman, dan kerabat. “Banyak yang melakukan kunjungan ke rumah saudara atau tetangga, berbagi makanan, serta berdoa untuk kebaikan bersama,” tambah Fathia.
Senada dengan itu, Syopirani Bru Ginting menyatakan bahwa Idul Fitri bukan hanya tentang kesenangan, tetapi juga refleksi spiritual setelah Ramadan. “Ini adalah waktu untuk merenung tentang arti puasa, pentingnya berbagi dengan sesama, dan bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Perayaan ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT dan bertekad memperbaiki diri di masa mendatang.”
Hadir dalam perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah Tahun 2025 di kediaman Asmarani, antara lain Yeny Helfiana Lubis, Yuana Fitria, Rahmawati, serta segenap keluarga besar Alm. Bapak Syafii dan Alm. Ibu Zahara.
Idul Fitri bukan hanya perayaan kebahagiaan, tetapi juga pengingat akan pentingnya kebersamaan, saling memaafkan, dan menjaga silaturahmi. Perayaan ini mengajarkan nilai-nilai luhur untuk terus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.(red)